Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (1 Sam 15:22)
Latarbelakang ayat ini tatkala Saul tidak taat akan Firman Tuhan pada peperangan dengan Filistin. juga SAul melakukan korban sembelihan untuk meminta belas kasihan Tuhan tanpa Samuel sebagai Imam yang sudah ditetapklan Allah. Jadi, mendengar Firman Tuhan, memperhatikan Firman Tuhan, dan melakukannya itu lebih menyenangkan hati Tuhan. Dan kita tidak bisa menyuap / menyogok Tuhan karena ketidaktaatan kita akan Firman Tuhan dengan memberi korban/persembahan.
Ada ungkapan: “saya lakukan itu kan untuk Tuhan, buktinya saya berikan persembahan ke gereja”, dll. Sama juga itu alasan Saul yang disampaikan kepada Samuel. Namun Firman Tuhan dengan jelas disampaikan bahwa: “Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan”. Dengan kata lain. Persembahan tidak bisa untuk membenarkan kesalahan kita, dan tidak bisa untuk menyogok Tuhan.
Bukan berarti juga kita tidak memberi persembahan. Tetapi kalau kita memberi persembahan dengan ucapan syukur dan hati yang tulus ikhlas.
Selamat melakukan Firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
By Pdm. Roni
Category: Renungan Rohani
Renungan rohani untuk membangkitkan IMAN Kristen dan semakin mengenal Tuhan Yesus
-
Persembahan Bukan Untuk Tujuan Menyuap Tuhan
-
Kepuasan Sejati Hanya Didalam Yesus
MAZ 107: 8 – 9
(8) Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia,
(9) sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikanSeorang lelaki yang diketahui sebagai turis asal Inggris bunuh diri dari atas menara Eifel Perancis. Tindakan itu dilakukan oleh si lelaki dengan cara terjun dari ketinggian 324 meter sekitar pukul 22.30 waktu setempat, Minggu 24 Juni 2012.” Demikian kata sebuah laporan situs. Pertanyaan kita di sini, mengapa ia melakukannya? Bukankah ia orang yang banyak uang, sehingga ia dapat melakukan apa saja yang ia inginkan? Ya, benar tetapi ia kehilangan kepuasan yang sebenarnya. Ia sudah melanglang buana tetapi tidak memperoleh kepuasan. Dia seperti pengembara di padang belantara yang hatinya kosong dan kering, tanpa kesegaran dan kesejukan.
Dimanakah letak kepuasan sejati? Sumbernya hanyalah Allah sendiri. Bandingkan apayang dikatakan Yesus kepada perempuan Samaria ketika datang menimba air di sumur Yakub? “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi. Tetapi barangsiapa yang minum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yohanes 4:13-14). Ketika perempuan itu memberi respons (ay 15), ia memperoleh suatu kepuasan yang baru dan kembali ke kampungnya menjadi berkat bagi banyak orang. Yang menarik adalah antusiasmenya untuk pergi memberitahukan kepada banyak orang tentang apa yang ia telah alami. Kepuasan rohani yang ia alami tidak sama dengan kepuasan duniawi. Kehausannya akan kebenaran telah membawanya ke dalam perubahan hidup yang radikal.
Dunia yang sedang mencari kepuasan semu, memerlukan berita tentang Yesus sebagai sumber kepuasan sejati. Sudahkah saudara memiliki air hidup itu? Kalau benar, maka selayaknyalah itu disampaikan pada orang lain, sebelum mereka hancur dan binasa tanpa pengharapan.
Inspirasi: Dunia telah menawarkan berbagai macam cara untuk mendapatkan kepuasan jiwa tetapi semuanya kosong, kecuali berasal dari Sang Pencipta hati itu sendiri (BB)