Ayat 2: TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.”
Ayat 3: Firman TUHAN: “Lemparkanlah itu ke tanah.” Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.
- Tuhan memiliki cara tersendiri untuk memperlengkapi seseorang untuk di pakai menjadi alat bagi KemuliaanNYA.
- DIA tidak memandang kedudukan seseorang, kecakapan, keahlian, harta atau apapun yang biasa di jadikan tolok ukur orang dunia untuk mengangkat dan mempromosikan seseorang.
- Kuasa Tuhan dapat mengubahkan sesuatu yang biasa menjadi hal yang luar biasa. Hanya dengan sebatang tongkat, dapat di ubahkan Tuhan menjadi kekuatan hebat dan menakjubkan. Kel 4: 2 – 9 merupakan salah satu bukti bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas.
Ayat 10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
- Musa menggunakan kelemahannya untuk menolak rencana Tuhan dan tidak merespon dengan benar akan panggilan Tuhan.
- Ungkapan penolakan Musa ketika di panggil Tuhan, bukan merupakan sikap rendah hati, tetapi lebih kepada sikap rendah diri.
- Banyak anak Tuhan yang tidak merespon dengan benar akan panggilannya karena melihat kepada kelemahan yang di miliki bukan kepada Tuhan yang besar, yang memiliki kuasa yang TIDAK TERBATAS.
Ayat 11: Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
Ayat 12: Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”
- Jawaban Tuhan kepada Musa, untuk menunjukan kepadanya bahwa DIA berkuasa dan dapat melakukan apa yang IA bisa lakukan.
- Tuhan menjamin seseorang yang merespon dengan benar akan panggilanNYA dan pasti akan menyertai dan memperlengkapinya.
Ayat 13: Tetapi Musa berkata: “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.”
- Walaupun Musa di ingatkan Tuhan akan kuasaNya dan jaminan penyertaan Tuhan yang akan memperlengkapi Musa, tetapi pandangan Musa tetap kepada apa yang dia miliki, dan bukan memandang kepada Allah yang besar.
- Musa menjadi orang yang acuh dan tidak memperdulikan siapapun orang yang akan di utus oleh Tuhan, pertimbangan Musa hanya kepada dirinya sendiri. Asalkan bukan dia yang di utus.
- Tuhan tidak suka dengan orang yang menganggap remeh akan panggilanNya. DIA bisa murka kepada orang – orang yang menyia – nyiakan panggilanNYA (Kel4:14).
Ayat 14: Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: “Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
Ayat 15: Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.
Ayat 16: Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya.
Ayat 17: Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat.”
- Jadi lah orang yang bertanggung jawab akan panggilan Tuhan dan merespon dengan benar akan panggilanNYA.
- Penyertaan TUHAN pasti nyata atas hidup kita dan mujizatnya akan kita alami di setiap waktu.
TETAP SEMANGAT DAN MAJU TERUS DI DALAM TUHAN.